Monday 4 May 2009

FOKUS PADA TUJUAN

Sobat...tercinta... , kali ini saya mengajak merenungkan hasil yang saya tangkap dari pengajian yang saya ikuti. Salah satu point dari pengajian ini adalah pengingatan kepada kita tentang kehidupan yang akan datang. What nexts ? Ada apa dan bagaimana ?
Perjalan panjang hidup kita ini sungguh perjalanan yang penuh resiko. Bila tidak hati-hati akan terpeleset kejurang yang sangat menyakitkan. Untuk itu kita harus Fokus pada tujuan di tahapan-tahapan hidup kita. Setiap tahapan memiliki makna dan maksud sendiri-sendiri. Setiap tahapan menjadi landasan keberhasilan tahapan kehidupan berikutnya. Kita harus Fokus, dan cermat dalam mensikapinya.
Kita pasti tahu, bahwa awalnya kita tidak ada, dalam arti belum ada bentuk fisik/raga , Tetapi karena melalui " permainan " Bapak dan Ibu kita, yang mereka lakukan dengan penuh semangat dan gairah, kita manusia ini memulai perjalanan panjang kehidupan. 


Ya...Maksud saya bahwa kita ini, para manusia yang cantik, ganteng, ayu, gagah, pinter dan cerdas, yang telah sukses menjadi warga dunia ini, sebenarnya hanyalah berasal dari setetes air yang kebanyakan orang jijik menyentuhnya. ( Tahu khan yang saya maksud ? ).


Kemudian kita mendekam didalam perut Ibu. Normalnya selama sembilan bulan sepuluh hari. Saat itu perjalanan hidup kita dimulai. Yaitu  tatkala ruh ditiupkan kedalam jasad kita. Berbagai resiko sudah kita hadapi, Buktinya Ibu kita senantiasa pergi ke dokter, bidan, dukun, atau orang pintar lainnya, guna memastikan bahwa kita yang masih dalam kandungan itu baik-baik saja.

Selanjutnya ketika waktunya telah tiba, lahirlah kita kedunia fana ini, dengan membawa ikrar kepada ALLAH Ta’ala ketika kita masih dialam ruh. Ketika itu kita ditanya oleh Allah Ta’ala , kira-kira bunyinya ” A lastu birobbikum ? yang artinya ” Bukankah Aku ( Allah ) itu Tuhanmu ? ” yang kemudian kita jawab ” Balla sahidna” , Benar, aku bersaksi bahwa Engkau ( Allah ) adalah Tuhanku ”. ( mohon yang lebih paham bisa membetulkan bila pengertian saya ini keliru ).

Mafhumnya dengan ikrar itu kita lahir didunia ini dalam rangka melaksanakan dan mengejawantahkan atas pengakuan kita itu, dengan mengabdi kepada Allah Ta’ala semata. 

Dalam bentuk apakah pengabdian itu ? dan untuk apa kita mengabdi ?
Jawaban masalah ini tentunya tidak mudah. Banyak hal yang harus dicari jawabannya. Itulah mengapa kita diwajibkan mengaji ilmu agama untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan hidup kita itu. Namun demikian secara umum tujuan pengabdian kita itu adalah dalam rangka mendapatkan Ridhlo Allah. 

Apa itu Ridhlo ?
Kalau tidak keliru Ridhlo itu artinya senang, puas, atas apa yang telah kita perbuat.. Dengan demikian pengadian kita itu ditujukan agar Allah Ta’ala senang dan puas terhadap amal perbuatan kita. 

Pertanyaan berikutnya Bagaimana caranya agar Allah Ridhlo ?
Yaitu dengan melaksanakan seluruh perintah Nya dan meninggalkan apa yang dilarang Nya. 

Lha ini mulai sulit..... Soalnya kita harus mengerti betul apa saja yang diperintahkan, dan apa saja yang dilarang oleh Allah.

Mungkin anda beranggapan .... aah..dimana sulitnya ? itu sih gampang !! saya sudah tahu ...! Allah itu memerintahkan kita untuk sholat, puasa, membayar zakat, infaq, shodaqoh. Dan Allah melarang kita berzina, minum minuman keras, mencuri..

Yap....Itu betul. Tapi sudah tahukah kita apa-apa yang diperbolehkan dan apa-apa yang dilarang dalam sholat ? syarat dan rukunnya berpuasa ? dll. Dll. Intinya setiap Ibadah itu memiliki rukun dan syarat agar Allah ridhlo atas apa yang kita perbuat.  Sulit bukan ?.

Tapi tidak usah kawatir....., kata guru saya... selama kita masih mau ngaji., masih mau belajar...maka kesalahan kita akan di ma’fu oleh Allah. Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahan kita dalam beribadah. Akhirnya memang jadi mudah tetapi tidak boleh nggampangake.

Kita berharap apabila Allah telah ridhlo atas amal perbuatan kita didunia ini akan menjadi bekal di kehidupan kita setelah mati.
Bila LAHIR adalah gerbang memasuki Dunia, maka MATI adalah gerbang menuju kehidupan lain, gerbang alam setelah kita didunia, yaitu alam Kubur.

Menurut Guru saya, di alam Kubur ini kita mulai memetik hasil dari amal perbuatan yang kita tanam didunia. Apabila Allah ridhlo, maka di alam kubur ini kita akan dilapangkan menikmati buah amal kita. Namun bila Allah tidak ridhlo, maka  Alam Kubur mejadi alam yang sangat-sangat menakutkan, menjadi hari-hari yang penuh siksaan dan penderitaan hingga datang hari kiamat, hari penghitungan dan penentuan apakah kita akan masuk surga ataukah masuk neraka. ( sungguh saya merinding menuliskan kalimat ini ). 

Na’udzubillahi mindzalika, Semoga Allah melindungi kita dari siksa kubur dan siksa neraka. 

Percayalah... hal itu pasti akan kita hadapi.
Akhirnya pembaca yang budiman, Sudahkah kita menyiapkan bekal untuk kehidupan yang akan datang, kehidupan setelah di dunia ini ?

Mumpung masih ada waktu, mumpung masih ada kesempatan, ayo fokus pada tujuan, mendapatkan ridhlo Allah dengan meningkatkan amal ibadah kita secara benar.
Semoga Allah Ta’ala benar-benar ridhlo kepada kita. Amin.

No comments:

Post a Comment