Sobat,…Hari-hari ini kita dijejali dengan berita tarik ulur siapa akan menjadi pemimpin Negara Kita Indonesia, siapa jadi Presiden, siapa jadi Wakil Presiden ?
Apakah Bapak Susilo Bambang Yudoyono, Bp. Budiono dengan slogan SBY Berbudi-kah ? atau apakah Bapak Jusuf Kalla, Bapak Wiranto dengan slogan Lebih Cepat, Lebih Tegas, Lebih Baik, ataukah Ibu Megawati, Bapak Prabowo dengan slogan Mega Pro – nya ?
Kita Sebagai warga negara Indonesia, tentunya akan dihadapkan pada pilihan sulit, siapa yang akan kita pilih pada tanggal 8 Juli 2009 nanti. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Namun, Sobat....pernahkan kita merenungkan siapa sih tokoh yang benar-benar kita pilih ? tokoh yang dapat menjadi panutan kita ? tokoh yang dapat memberikan ketenangan, tokoh yang dapat menunjukkan jalan menuju sejahtera lahir dan batin, dunia dan akherat ?
Sebagian dari kita pasti menjawab ada !! yaitu Rasulullah Muhammad SAW.
Ya... benar...!!
Tapi, pernahkah kita benar-benar telah mengetahui siapa beliau ? seberapa dekat kita mengenal beliau ? atau bahkan bila memang Beliau itu panutanmu, sudahkah kita benar-benar mengikuti apa yang diperintahkan, apa yang telah dicontohkan ?
Diceritakan Abahe pada sebuah pengajian, ada suatu masa dalam perkembangan Islam umat mulai kehilangan tokoh yang dapat djadikan suri tauladan. Masa-masa kekalifahan waktu itu saling berebut pengaruh, sehingga lambat-laun ketokohan Rasulullah Muhammad SAW mulai memudar.
Melihat kondisi itu Kalifah Harun Al-rasyid, merasa galau dan resah, maka kemudian beliau memerintahkan untuk menyusun puji-pujian yang berisi tentang kehidupan dan keeagungan Rasulullah SAW. Sehingga muncullah apa yang sering kita kenal Simtudhuror, Burdah, Barzanji, Maulid Dziba’ , dll. Semuanya itu dalam rangka mencari dan membumikan Rasulullah SAW sebagai Tokoh panutan.
Dari beberapa puji-pujian itu menurut Abahe, Maulid Dziba’lah yang paling lengkap, sebab dalam Maulid Dziba’ itu diceritakan kehidupan Rasulullah dari sebelum lahir, saat kelahiran, masa-masa kehidipan, kematian dan pasca kematian Beliau Rasulullah Muhammad SAW.
Sedikit apa yang termaktub dalam Maulid Dziba’ itu antara lain : Bahwa Muhammad SAW itu diutus untuk seluruh umat manusia, berasal dari golongan manusia, bukan dari golongan malaikat, ataupun dari golongan jin. Beliau itu Uswatun khasanah, contoh kebagusan, tetapi tetap basyariyah, kamanungsan, atau manusiawi. Sehingga apa-apa yang dperintahkan dan dicontohkan pasti bisa diikuti oleh setiap manusia.
Beliau adalah Pemimpin yang khidmah, tahu kondisi dan situasi, mengerti nasib yang dipimpinnya, beliau amat dermawan, dan banyak hal contoh-contoh kebagusan yang diajarkan.
Jadi... sobat, bila kita ingin mengenal lebih dekat, beliau Rasulullah SAW. Mari ikuti majelis-majelis Maulid Dziba’ yang sering diadakan di lingkungan kita. Resapi maknanya, dengarkan alunan puji-pujian yang dilagukan, niscaya rasa rindu, rasa kedekatan kita dengan Rasulullah SAW akan muncul dan tertanam didalam hati kita. Dan kemuadian Insyaallah rasa cinta kita kepada beliau akan tumbuh.
Apa makna cinta itu ?
Cinta kepada Rasulullah SAW, berarti kita akan selalu mencoba meng-identikasikan diri kita denga apa yang kita cintai. Sifat, perilaku, tindakan, akhlak dll, senantiasa ditujukan untuk meniru yang dicintai, Rasulullah SAW.
Tapi ingat ada banyak hal yang kita tidak bisa menirunya seperti Keturunan siapa ? Beliau adalah putra dari Sayid Abdullah, Kita..... ?
Beliau hidup dalam budaya Arab, Kita ?
Selain banyak hal-hal Taksis lainnya, yang bisa dijalani oleh Rasulullah SAW. Tetapi tidak bisa dijalani oleh orang lain, seperti Beliau bisa sare paningale ( tidur matanya ) , tapi hatinya tidak tidur, sehingga bangun dari tidur bisa langsung sholat. Istrinya banyak, pembantu-pembantunya banyak, dan masih banyak lagi. Ikuti dan cermati apa-apa yang tertulis dalam maulid dziba’.
Selain itu dalam maulid dziba’, senantiasa kita lantunkan sholawat. Sedangkan do’a yang paling mustajabah adalah do’a sholawat, karena pada hakekatnya dengan sholawat itu kita sedang ndepe-ndepe, bersungguh-sungguh mendekat kepada Rasulullah SAW, mendekat kepada Allah SWT.
Apa kesimpulan itu semua ?
Marilah kita jadikan Rasullah Muhammad SAW sebagai tokoh panutanmu. (... sudah Pasti khan ?), Kemudian mari kita tingkatkan kecintaan kita kepada Beliau dengan mengenal, mengenang, dan menyebut-nyebut dengan penuh kerinduan, dengan memperbanyak sholawat. Dan marilah kita cermati dan kita ikuti majelis-majelis Dziba’ yang ada di sekitar lingkungan kita.
Insyaallah Allah ta’ala meridhloi kita Amin.
No comments:
Post a Comment