Friday 24 April 2009

Menghindari Kebangkrutan


Sejak awal tahun ini, krisis perekonomian melanda dunia, dunia usaha kelimpungan, menuju kebangkrutan, Kita tahu kebangkrutan itu menyakitkan. Tapi jangan putus asa, Bangkit kembali, dan tetap Action, raih kesuksesan kembali.
Disisi lain, tahukah anda kebangkrutan yang hakiki ?, bagaimana menghindarinya ? Simak tulisan ini yang bersumber pada sebuah pengajian yang saya ikuti.
Pada sebuah pengajian, Abahe, Guru ngaji saya, mengajak seluruh jamaahnya untuk mencegah perbuatan-perbuatan jelek. Meskipun Abah merasa bahwa dirinya tidak yang paling bagus diantara jamaah, karena ia juga manusia, yang memiliki sifat-sifat manusia pada umumnya, masih membutuhkan makan dan minum, suka pada keindahan, tidak suka pada kejelekan.

Dalam bahasa beliau, masih melirik bila melihat wanita cantik, masih hijau matanya bila melihat uang, dst, dst. Artinya beliau masih merasa banyak kekurangan, masih banyak sifat jeleknya yang bersemayam dalam dirinya. Namun demikian beliau tetap mengajak jamaahnya untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari kejelekan.

Dari apa yang disampaikan itu, tegasnya bahwa untuk mengajak didalam berbuat kebagusan dan menghindari perbuatan jelek, tidak perlu menunggu dirinya sendiri menjadi lebih bagus dari yang lain. " Perintahlah untuk melakukan kebaikan, meskipun belum bisa melaksanakan, dan laranglah dari perbuatan jelek, meskipun belum bisa menghindari". Inilah indahnya Islam, "Saling berwasiatlah diantara kalian", kata beliau.

O, ya sedikit gambaran, yang saya maksud Abahe ini adalah Pemimipin, dalam bahasa pondoknya, Mudir’Am Pondok Salafiyyah, Az-Zuhri Ketileng Semarang, beliau adalah figur Tokoh agama yang tidak berafiliasi pada Partai politik manapun, memiliki rasa kebangsaan yang kuat, Santrinya sangat beragam dari anak-anak hingga kakek-kakek, nenek–nenek, dari penganguran sampai Pengusaha dan pejabat, juga dari berbagai golongan / firqoh seperti dari Muhamaddiyah, NU, LDII, dsb. Ya intinya Santrinya memang sangat beragam.

Kata para santrinya, Beliau ini sudah lama tidak dahar ( makan ) nasi. Yang dikonsumsi hanya secangkir kopi dan rokok. Bahkan dalam suatu kesempatan beliau ngendiko ( berkata ), ” Kopi dan rokok ini memberi kekuatan pada saya ” atau dalam bahasa Beliau ” Kelayan rokok iki ndadekake luwih kuat anggonku ngaji, nganti jam piro tak ladeni ”, ya meskipun itu disampaikan dalam bahasa kelakar, namun kenyataannya dalam kesehariannya Kopi dan rokok itu tidak pernah lepas dari Beliu.
Kembali ke isi dari pengajian diatas, Setiap orang itu memiliki Aurat, cela, kejelekan-kejelekan yang disembunyikan. Nah adanya aurat inilah merangsang kita untuk menggunjing orang lain. " O.. ternyata si fulan itu begini ya !?" , " O... ternyata si fulanah itu begitu ya.. !?." kejelakan orang lain di gunakan sebagai bahan omongan.

Memang menggunjing kan orang lain itu sangat mengasyikkan, kita sering tidak sadar terlibat dalam pembicaraan-pembicaran semacam itu. Membicarakan kejelekan orang lain itu dalam bahasa ngajinya disebut Ghibah, atau Ngrasani.

Kondisi semacam itu sudah lumrah dimasyarakat umum, bahkan di dunia perpolitikan. Membicarakan kejelekan orang lain, digunakan sebagai senjata untuk menyerang dan menjatuhkan lawannya.

Semestinya hal itu tidak dilakukan, Islam mengajarkan pada kita untuk menutupi kejelekan orang lain. Andaikan kita tahu bahwa seseorang itu memiliki kejelekan, tidak perlu di omong-omongkan. Tidak ada untungnya bagi kita. Kata Beliau ” kalau kita menutupi kejelekan orang lain Allah taa'ala akan menutupi kejelekan kita didunia dan di akherat kelaki, mahfumnya, kejelekan-kejelekan kita akan diampuni oleh Allah Ta’ala.

Sedangkan bagi orang yang senang ghibah atau menggunjing, dirinya akan menjadi orang yang Bangkrut, Muflis.

Kenapa begitu ?
Karena semua pahala amal kebagusan yang pernah dia perbuat didunia dari orang yang melakukan ghibah itu, akan diminta olehorang yang digunjing. Tidak cukup itu saja, semua dosa kejelekan si orang yang digunjing akan diberikan kepada orang yang menggunjing. Bukankah itu kerugian bahkan kebangkrutan yang menyakitkan bagi orang yang suka menggunjing ? Na’udzibillah mindzalik.
Kesimpulannya : Ayo mumpung isih jembar kalangane, isih padang rembulane, masih ada waktu dan kesempatan, ayo minta maaf kepada orang yang pernah kita rasani, orang yang pernah kita digunjing. Bila tidak kita akan menjadi orang yang muflis, merugi dan bangkrut. Maka, Jadilah orang yang beruntung, sebelum kesempatan hilang, sebelum waktumu habis.

Semoga kita tidak termasuk orang yang merugi.
Ayo Saling berwasiat didalam kebagusan, tingkatkan kerukunan diantara kita, jangan suka ghibah/ ngrasani.

Insyyaallah, Allah Ta’ala meridhloi kita. Amin.

4 comments:

  1. nice post mas.

    Btw sedikit masukan,
    Tiap paragraf coba di kasih spasi mas. Jadi bacanya enak.

    Salam Sukses
    Arief Maulana.com

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Mas Arief, langsung ditindaklanjuti. Salam sukses, bagi mas dan semua pengunjung.

    ReplyDelete
  3. Menerangkan cara menghindari kebangkrutan dengan memasukan pesan-pesan spiritual. Bagus mas.

    O iya, coba dilengkapi dengan shoutbox mas. mungkin bisa bermanfaat untuk mendapatkan jejak pengunjung.

    Cuma sekedar masukan ya mas :)

    -salam sukses-

    ReplyDelete
  4. Met mlm, mlm bgtu sunyi, rasannya ada embun menetes di hati membaca artikel ini, mmg hrs ht2 dgn ghibah tak trs tp klo tdk sgra sdr akan menjurus ke arah sifat org munafik, makasih atas artikelnya, salam dr BBM

    ReplyDelete