Friday 22 March 2013

TAWADHU KUNCI MAKRIFAT....?




Bismillahirohmannirohim....Alhamdulillahi Robil 'alamin...Allohuma Sholi 'ala Sayidina Muhammad SAW.....
Ila Hadhoroti Abahe, Al Fatehah....
Wa ila hadhoroti Umi, Putro-putri nipun, poro wayahipun...Al Fatehah...
Tsuma ila hadhoroti poro santri-santrinipun...Al Fatehah...Amin.

Sobat ..malam ini, ada sedikit yang akan saya ceritakan. Sekalian sekedar menjadi catatan pengingat ... Tidak tahu perasaan apa yang ada di dalam hati ini, sedih..risau, galau...entahlah..

Malam ini, malam Jum'at Kliwon saya menghadiri peringatan 40 hari " sedo "-nya Abah Syeikh Muhammad Saeful Anwar Zuhri Rosyid, Abah saya, Abu Ruh saya, Guru saya, di ndalem Abah, Ponpes Az-Zuhri Ketileng Semarang. Ribuan santrinya memadati sepanjang jalan Ketileng Indah III. Hamparan karpet dan tikar yang digelar oleh panitia tidak bisa menampungnya. Para Alim Ulama sahabat-sahabat beliau banyak yang rawuh. Diantaranya KH. Imam Munfasir Al Mursyid dari Sokaraja, Banyumas ; KH. Nur Rohmad, dari Pati, KH. Sa'id dari Gunungpati, KH Baidhowi Al Hafidz dari Sendangguwo dan masih banyak lagi  Kyai yang rawuh. 

Acaranya sendiri sudah dimulai sejak Maghrib, dilanjutkan dengan bacaan Yasin dan Tahlil, Sholat Isya' berjamaah, pembacaan fida' Surat Al Ikhlas.Kepada setiap yang hadir di paringi Kitab pegangan untuk amalan Yasin, Tahlil, Dziba'an, dan do'a-do'a.

Sobat..ketika acara maouidhotun khasanah dimulai, Gus Lukman, Putro ragilnya Abah, atas nama keluarga binasab mengaturkan terima kasih kepada seluruh yang hadir. Selain itu beliau juga sedikit bercerita tentang Abah, tentang ke karomahan Abah, tentang Siapa Abah. Abah itu sejak kecil prihatinnya sangat kuat. Rasa Tawadhu'nya luar biasa, ketika mau ngaji tapi malah disuruh mengisi kolah ( bak mandi ), beliau jalani. Ketika remaja, di wilayah Banyumas dan sekitarnya, siapa yang tidak kenal Ipung ? beliau kalau bisa dikatakan sakti, ya sakti, artinya bukan karomah biasa. Kalau orang lain di Kepruk batu, batunya yang hancur. Tapi Abah, bila dipukul, di kepruk, tetap terluka dan mengeluarkan darah, namun luka-luka itu cukup diusap akan menutup kembali.

Apa artinya ini ?

Artinya Abah tetap mengikuti Sunatullah. Ketika orang dipukul, di kepruk itu, Sunatullahnya ya sakit, ya terluka. Namun dengan ijin dan Ridho Allah, semua itu dapat dikembalikan dalam waktu yang singkat. Ada cerita lain kalau orang lain menggunakan kesaktiannya agar bisa berjalan cepat supaya sampai tujuan, Abah tetap mengikuti Sunatullah. Kalau mau bepergian cepat ya naik kendaraan. Maka ketika tidak ada kendaraan, dan ketika itu hanya ada kereta api yang akan lewat, bagaimana caranya bisa naik kereta api itu ?, maka dihentikanlah kereta api itu hanya dengan membuat garis melintang rel kereta api, dan naiklah beliau ke kereta itu. 

Sobat...hikmah apa yang bisa kita ambil dari peristiwa ini ? Padahal Abah pernah cerita bahwa hal-hal seperti itu Abah tidak pernah mempelajari secara khusus. Mungkinkah karena ketawadhu'an beliau, atau buah dari rasa prihatinnya ? entahlah...yang jelas dari ngaji-ngaji yang pernah saya ikuti dari Abah, Kita memang diperintahkan untuk selalu Tawadhu'. 

Apa itu tawadhu ?

Secara harfiah bisa diartikan sebagai sifat rendah hati, ikhlas, rela menerima, pasrah, tidak sombong. Padalah orang yang sudah bisa begitu, akan mudah menerima hidayah, mudah mengenali sifat-sifat ke Ilahian, Ma'rifatullah.

Benarkah begitu ? mohon koreksi apabila pemahaman saya keliru.
Semoga Allah Ta'ala meridhoi kita.. Amin.

1 comment:

  1. Assalamu'alaikum wr wb
    website yang sangat menarik dan penuh artikel bagus yang penuh makna
    ...istiqomah itu lebih indah daripada seribu karomah...

    salam ukhwah dari kami di http://www.dokumenpemudatqn.com/

    ReplyDelete